A girl and a life

by - Selasa, November 01, 2011

Dia terlahir sebagai anak ke 4 dari 7 bersaudara. terlahir dari seorang ibu yang memiliki ketulusan murni tanpa pamrih setitik pun. terlahir untuk orang-orang disekeklilingnya yang begitu amat mengenal arti kasih sayang dan cinta. serta terlahir untuk dan sebagai mimpi, juga harapan, teruntuk semua orang yang memberikan begitu banyak cinta baginya..

Semua hari-hari yang dijalani, tak pernah lepas dari lingkup hangat orang-orang disekelilingnya. mengarahkan bagaimana ia harus merangkak, berdiri, dan berlari. mengajarkan bagaimana ia mengenal segala hal di lingkungannya. membimbing untuk tahu, mengenal, dan paham, siapa dirinya, siapa mereka, dan untuk apa ia disini..
Inilah hidup dan tak semua hal bisa menjadi sempurna didalamnya. siapapun, pasti akan selalu merasakan 'pahit sebelum terbitnya manis'. pasti akan merasakan jatuh untuk lekas tahu bagaimana harus bangun, berdiri, dan bangkit. dan sejak kecil, ia telah merasakannya :')
Walaupun mungkin, segalanya terlihat sempurna secara lahir. namun bathin akan selalu mengatakan tidak..
Semakin waktu mengajaknya berlari dan berputar, semakin ia merasa tidak menyanggupi untuk menyesuaikannya. semakin hidup mengajaknya melompat tinggi untuk merasakan dan berpikir, semakin ia merasa ingin pergi. semakin banyak hal yang mengajaknya bermain teka teki, semakin ia merasa tak tahu apa yang seharusnya menjadi jawaban.
Tapi waktu, hidup, dan segala hal itu tidak membiarkannya diam sendirian.. mereka bersama semua orang disekelilingnya terus memompa tiap energi yang ada dalam hati dan pikirannya untuk jangan pernah menyerah dengan segala seluk beluk dan lika liku keadaan.
Kini, kata "dewasa" hanya tinggal menunggu beberapa waktu untuk segera melekat dalam umurnya. tapi saat ini, keadaan--mungkin--mengharuskannya mempersiapkan segala kemungkinan apapun untuk menghadapi masa yang akan datang (nanti).
Cukup banyak hal yang telah ia lewati. cukup banyak kesalahan yang telah ia lakukan.
cukup banyak hal yang telah ia pelajari. namun semua itu tetap belum akan cukup mengenal keseluruhan makan hidup ini. sekalipun telah cukup banyak--senior--yg dengan senang hati membagi kisahnya. sekalipun telah cukup banyak hal ia dengar dari orang-orang terkasih disekelilingnya. semuanya tetap tak akan sama tanpa merasakan dan mengalaminya sendiri.
Saat ini usianya sudah tak bisa dibilang layaknya anak kecil. namun juga tidak begitu layak untuk disebut dewasa. seiring berkembangnya waktu, seharusnya banyak hal yang bisa ia pelajari di masa lalu untuk bekal saat ini dan masa depan. tapi kadang memang indahnya surgawi dunia tak jarang melenakan hati dan pikiran.    
baginya.. waktu berlalu sangat amat cepat tanpa kenal henti dan berharap mau menungguinya. hingga sekarang, saat sesekali matanya mencoba membuka lebar kenangan-kenangan masa lalu yang telah ia lalui selama belasan tahun ini.. rasanya hampir tak percaya. atas semua kejadian yang telah terjadi dan bisa ia lewati hingga sampainya saat sekarang.
Dahulu, ia pernah merasakan begitu dahsyat pahitnya bagaimana kehilangan sosok-sosok berharga yang telah tertanam indah dihatinya. pernah merasakan bagaimana getirnya hati saat masa-masa keterpurukan senantiasa datang untuk dirinya, dan enggan pergi tanpa ada semangat kemauan dari dirinya untuk mengusir rasa buruk itu. pernah begitu merasa dunia terlalu tak adil baginya. pernah hampir mengambil suatu keputusan yang begitu bodoh dan entah apa yang akan terjadi jikalau ia sungguh mengambil keputusan itu dulu. pernah merasa.. tidak ingin orang-orang disekelilingnya terlalu mengasihani dan menganggapnya lemah, tapi apadaya jika saat itu kenyataan memang menunjukan kelemahannya tanpa daya apapun.
Sedih. Sangat. Terpuruk. Sungguh. Dan kasihan.
Menyesakkan rasanya jika harus mengingat lagi saat-saat dimana betapa lemah, bodoh dan tak berdaya dirinya sebagai manusia juga pelajar. melihat begitu banyak mimik kecewa dari semua orang disekelilingnya. mendengar beribu-ribu dukungan dan semangat dari mereka semua, namun terabaikan olehnya begitu saja. Entah.. apa yang ada dipikirannya kala itu. tapi semuanya terlanjur terselimuti oleh rasa takut dan kesedihan yang mendalam akan kenyataan berbeda yang harus ia lewati. sebenarnya bukan suatu perbedaan kenyataan yang begitu besar. hanya kenyataan tentang lingkungan yang tidak sama sekali sama dengan lingkungan dahulunya. dan menghambat segalanya saat itu.
Masih terekam dengan amat jelas bagaimana ia melewati semua masa sulit itu. begitupun sosok-sosok yang dengan sangat indah masuk dan dengan terbuka ia segerakan untuk mengenal siapa dirinya lebih dalam serta mereka yang telah begitu banyak memberikan andil dikala itu untuk menggapai masa-masa saat ini.
Saat ia mendengar begitu banyak kekecewaan yang hadir atas sikapnya kala itu. dan begitu tak terhitungnya harapan serta do'a-do'a dari semesta disekelilingnya agar kelak--kapanpun--ia siap menghadapi kenyataan baru lagi, akan ada kesuksesan yang mengiringi tiap langkahnya. Ia mencoba memulai membuka mata hati dan pikiran akan segala hal yang ia lakukan. Tentang manfaat yang amat nihil. Tentang ketidak berdaya gunaan akan waktu yang telah ia buang dengan sangat sia-sia. Dan tentang kekecewaan yang teramat mendalam untuk dirinya.

Rasa takut hadir di kehidupan bukan untuk sekedar dinikmati. Tapi untuk dihadapi
Mungkin kalimat itu berpengaruh banyak untuk perubahan yang terjadi saat ini. Juga segala dukungan moril maupun materil yang dengan tulus senang hati diberikan untuknya. Semua hal ini membuatnya... ingin amat menangis. Menyesali keterlambatan yang baru ia sadari saat ini.
Belum lagi, ketika ia mulai berpikir betapa begitu jauh lebih beruntungnya ia dibandingkan semua orang diluar sana yang memang sebatang kara, berjuang menempuh hidup, lebih dari sekedar mengatasi rasa takut. Sendirian. Amat jauh bila ia ingin membandingkan. Namun semua prasangka buruk terlanjur menutupi pikirannya, hingga akhirnya hati itu jauh dari rasa syukur dan bahagia. Jauh dari prasangka positif yang akan berkali kali lipat membagkitnkan semangatnya yang pernah hilang. Andai saja ia menyadari segalanya lebih awal. Tapi ia tau waktu tak akan pernah mungkin kembali berputar pada masa yang telah terlewati. Tidak mudah membenahi kepingan semangat yang telah tertecer entah kemana. Tapi lagi-lagi... Selalu ada yang bersedia menemani disaat ia butuh akan banyaknya bantuan. Terimakasih yang tak terkira, Allahu Rabbi.. Betapa ia seharusnya bisa mensyukuri segala hal ini sejak dulu, pasti tidak akan pernah ia mengenal masa keterpurukan. Namun biarlah catatan masa lalu itu tersimpan baik-baik dalam diri kehidupan ini untuk ia jadikan guru terbaik yang begitu berharga agar kesalahan yang pernah terjadi takkan terlulang untuk masa-masa didepan nanti.
Kini, telah ada begitu banyak rencana yang akan ia susun untuk segala hal dimasa mendatang. Tak luput dari usaha, doa, dukungan, dan.. rasa syukur yang selalu menghadirkan kebahagiaan dibalik kekecewaan. Rasa syukur yang selalu menghadikan tawa ceria dibalik tangisan dalam hati yang mendalam. Rasa syukur yang selalu mewujudkan banyak harapan dibalik keputusasaan, dan rasa syukur yang selalu membuat hati anak manusia mampu membuka hati dan pikiran untuk memaknai kehidupan.. bahwa tak kan selalu ada kesempatan kedua dalam hidup. bahwa penyesalan atas kebodohan masa lalu tak kan memberikan nilai apapun tanpa adanya kemauan untuk berubah menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya.
Mulai menata hati untuk apapun yang akan datang nanti, menata pikiran untuk selalu siap tanpa segala prasangka buruk. Menyerahkan segala hasil dari doa dan upaya hanya padaNya. Memberikan hal-hal positif untuk lingkungan sekitar. Semoga kesuksesan diakhir nantinya yang akan digenggam. Amin.
Saat diri mau dan mampu melewati masa-masa terburuk, yakinlah masa-masa yang akan datang nantinya tidak akan sesulit apa yang dibayangkan.

Created by: Farhazakiyya.

You May Also Like

0 comments