A class and a process with love.

by - Jumat, Juni 22, 2012

Whoah! Hampir tepat seminggu sudah final examinations terlewati. Bahkan belum benar-benar tepat seminggu, tapi begitu amat terasa karna banyak hal yang terjadi. Padahal biasanya, setelah ujian selesai pasti didominasi rasa "mati kebosanan". Kebanyakan karna udah gak tau lagi harus melakukan apa.

Yak, tapi kali ini beda. Setelah bahkan sejak sebelum ujian, satu angkatan jurusan IPA sudah mempersiapkan 'perlombaan drama' antar kelas. Sebenarnya kata yang tepat bukan perlombaan, hanya sekedar pengambilan nilai salah satu mata pelajaran tapi kebanyakan orang melihatnya sebagai ajang sebuah perlombaan. Dan memang, disini tetap ditentukan siapa yang akan menjadi pemenang. Jadi juga bukan sebuah kesalahan jika mereka menyebutnya demikian.
Saya sadar mungkin ini adalah 'ajang perjuangan' terakhir di kelas sebelas. Karna setelahnya, kami semua (insya Allah) akan meninggalkan tingkat ini menuju tingkat selanjutnya. Mungkin karna hal itulah, kami--semua--sungguh excited mempersembahkan yang terbaik. Ini benar-benar unik. I mean, sebuah drama yang di-create-oleh satu kelas berisikan 40 murid. Dengan segala atributnya, such as lighting, artistik panggung, kostum pemain, backsound, koreografi, naskah,  make-up, and many more. Semua hal tadi diatur dengan tangan kita sendiri. To be honest, this is my first experience. Karna mungkin sebelumnya drama itu hanya sekedar latar, penokohan, kostum, and etc. Intinya 'gak ribet-ribet' amat. But it's truly different. Awalnya sempet berpikir, "ah masa sih bisa kayak gitu beneran?" karena memang pada awalnya, saya sama sekali gak kebayang bakal jadi kayak apa. Dan kenyataannya detik ini, tepat 2 hari yang lalu it has passed away. And I personally feel....success. No matter what they say, I feel it. After everything we have passed. A whole damn great process. Make us truly we're ONE, like real. :'')



Pernah merasa perfetly blessed karna berhasil melewati sebuah planning besar yang dengan cara apapun harus bisa terwujud dalam kurun waktu tertentu? Atau mungkin sedang dalam proses itu sendiri? Saya baru saja merasakannya. Dan jika boleh jujur, saya justru amat ingin kembali ke masa dimana proses-proses itu terasa begitu rumit dan berat. Karna disaat itulah sejuta pelajaran melimpah ruah bertebaran menunggu untuk dijamah, sedikit saja. Lalu minta ditanam sedalam apapun letak hati yang terdalam. Saya bersyukur karena bisa menyadarinya sejak awal. Sadar bahwa akan ada banyak hal yang bisa diambil. Dan memang feeling saya tidak meleset. Proses dari semua itu panjang. Amat panjang. Karna tiap detiknya perasaan yang tergambarkan selalu berbeda. Sungguh kalau mau jujur, semua pikiran dan perasaan itu sangat sulit terdefinisi. Saya bingung setengah mati harus menuliskannya bagaimana agar tepat persis sama seperti apa yang benar-benar saya rasakan.

Sepanjang proses itu, semua orang pasti tahu banyak hal yang terjadi, Ya, disana ada air mata yang jatuh tidak hanya setetes, tidak hanya seorang. Ada keringat yang tidak pernah kering. Ada tawa yang selalu membuat tulang pipi pegal. Ada senyum yang begitu lebar. Ada emosi yang sampai memuakkan. Ada tingkah berlebihan yang berjuta rasanya, selalu. Ibarat permen, mungkin namanya nano-nano :p
Tapi keseluruhan dari itu semua, tercover oleh kebahagiaan.

Memang, tidak akan ada rasa bahagia tanpa derita. Tidak akan ada keberhasilan tanpa proses yang panjang. Tidak akan ada persahabatan abadi tanpa tawa dan air mata. Tidak akan cinta tanpa pertemuan. Dan semua hal itu selalu berawal dari satu kata yang bernama kemauan.

Tapi anehnya, disaat semua ini usai. Disaat saya dan teman-teman yang lain telah naik diatas panggung untuk memberikan sambutan terimakasih, maaf, dan penutup. Rasanya saya tidak ingin ada kata "closing".
Setelah semua hal itu, yang dilalui proses panjang, berhari-hari, berminggu-minggu, cari lokasi latihan kesana-kemari, emosi-emosi yang keluar maksimal, lama. Panjang. Tidak sebentar. Dan terbayar dengan pertunjukan yang kurang lebih hanya 90 menit. I want more. We want more.

Saya merasa semua proses yang panjang itu masih terekam jelas. Proses yang memang secara alamiah membuat saya dan yang lain semakin mengenal satu sama lain. Bagaimana membuat sebuah rancangan pikiran yang jauh berbeda satu sama lain menjadi satu. Menghargai tiap kata yang keluar. Mengatur segala hal sedemikian rumit. Bekerja sama dalam sebuah hal yang sama-sama untuk pengalaman pertama. Kami merasa diuji. Karna sekalipun makhluk sosial, tapi bersosialisasi tidaklah instan. And you must be know, it isn't easy at all.

Once more, after everytning we have passed together. Tears, smile, sweat, laugh, love. No matter how hard it was, it made me more living. Thank Allah. And I thank you for everytning that you showed to me, science-two. You guys are awesome. I'm gonna miss all those awful things. I feel so blessed to know you, and I hope you feel the same way like I do. Everything I've got always make some footprints inside.
Someday, when we aren't together anymore. Just remember those unforgottable days, will you? :")

With love,
And a very big hug!

You May Also Like

0 comments