[Repost] Suksesku, demi Mereka.
Suksesku tidak lain tidak bukan akan kupersembahkan untuk Mama. Untuk Mama yang senantiasa tidak pernah terputus mendoakanku siang dan malam. Untuk Mama yang senantiasa berkorban waktu untuk membesarkanku dengan sepenuh hati.
Untuk Mama yang senantiasa membuatkan aku sarapan pagi meski terkadang aku menyisakan sarapan itu karena diburu waktu untuk menuntut ilmu. Untuk Mama yang senantiasa menyetrikakan bajuku meski kadang aku sering memberantakkan tumpukkan baju. Untuk Mama yang selagi kecil tak pernah mengeluh memberiku asi esklusif sehingga aku terlahir dengan sempurna tanpa cacat sedikitpun.
Untuk mama yang tidak pernah kenal lelah memberiku kasih sayang yang tak terbatas waktunya. Untuk Mama.. yang mengandungku selama 9 bulan dan mau berkorban nyawa demi aku terlahir di dunia. Tapi Tuhan tau, Mama seseorang yang hebat. Mama masih diberi kesehatan sampai sekarang. Tuhan masih ingin Mama membesarkan anak sepertiku dengan sabar.
Ma… Semoga Tuhan memberi kasih melimpah pada Mama.
Maafkan jika sampai detik ini aku masih saja sering menyusahkan Mama. Maafkan jika sampai detik ini aku masih saja belum bisa membanggakan Mama. Maaf jika sampai detik ini Mama masih harus bangun pagi untuk membangunkanku dan menyiapkan aku sarapan.
Ma…. Semoga Tuhan memberi Mama panjang umur selalu.
Aku sedang dalam berjalan menuju suksesku,ma. Aku sedang dalam berjalan menuju menjadi seseorang yang dapat membanggakanmu,ma. Jangan dulu pergi menuju Tuhan sebelum aku sempat membanggakan Mama. Jangan dulu Mama menghadap Tuhan sebelum aku sempat menghadap Mama yang menangis haru melihat kesuksesanku.
Ma.. Aku sayang padamu,ma. Aku menyayangimu melebihi aku mencintai diriku sendiri,ma. Aku mencintaimu karena aku tahu, daging yang menempel di tubuhku ini adalah bagian dari dagingmu,ma. Darah yang mengalir di tubuhku ini merupakan darahmu,ma.
Aku percaya bahwa Kesabaranmu, ada mengalir deras di darahku. Aku percaya bahwa aku bisa berkorban demi suksesku berasal dari Jiwa Berkorbanmu yang sekarang ada menempel di tubuhku.
Aku berjanji, suatu saat nanti, aku akan membuatmu bangga. Membuatmu bangga sebagai Mama yang telah melahirkanku. Membuatmu bangga sebagai Mama yang telah membesarkanku.
Ma.. Aku mencintaimu.
Suksesku kupersebahkan untuk Papa.
Untuk Papa yang sering pulang malam karena bekerja demi satu butir nasi yang setiap harinya kumakan. Untuk Papa yang sering pulang malam karena ingin anak istrinya tercukupi kebutuhannya. Untuk Papa yang aku lihat belum punya baju baru saat lebaran dan ketika kutanya mengapa, Papa hanya jawab; Papa ingin anak-anaknya dulu yang bahagia mendapat baju baru. Untuk papa yang sering marah, padahal itu demi kebaikanku sendiri. Untuk Papa yang sering mengkhawatirkanku padahal papa hanya takut anaknya tertimpa sesuatu yang buruk. Untuk Papa yang selalu diam padahal di setiap doanya selalu menyebut nama anak-anaknya dalam tangis.
Untuk papa yang aku sayangi..
Aku selalu berdoa agar Papa selalu di beri perlindungan..
Aku ingin Papa selalu sehat. Aku ingin Papa selalu pulang dalam keadaan selamat. Aku ingin Papa selalu bisa kubawakan tasnya sepulang Papa kerja. Aku ingin melihat Papa meminum kopi di sela-sela pertandingan bola di tengah malam. Aku ingin menemani Papa melihat acara debat dan memaki pembicara yang padahal aku sendiri tidak tahu isi acara itu.
Aku selalu ingin bersama Papa…
Papa yang selalu diam. Papa yang selalu keras. Aku tahu kenapa Papa seperti itu. Papa mengalami kejamnya dunia setiap hari di luar sana hanya demi membelikanku buku untuk aku menuntut ilmu. Papa diterjang hujan dan panas di luar sana hanya untuk memberiku uang untuk aku dapat terus bersekolah.
Aku ingin Tuhan memberikan Papa umur yang panjang.
Agar Papa bisa lihat bahwa anak bandel sepertiku, bisa menjadi seseorang yang dapat Papa banggakan. Agar Papa bisa datang ke acara wisudaku dan melihatku menyelesaikan studiku dengan sempurna. Agar Papa bisa mengantarku ke airport untuk mengantarku belajar S2 di luar negeri sana. Agar Papa bisa melihatku menggunakan pakaian kerja yang anggun/gagah dan Papa bisa melihat bahwa anak kesayangannya bisa terlihat rapih dan berwibawa.
Aku ingin Papa menjadi saksi dihari nanti ketika aku bersanding dengan pilihanku. Aku ingin Papa menjadi saksi ketika aku dan dia mengucap janji suci di hadapan Tuhan. Aku ingin Papa yang pertama kali menggendong anak-anakku kelak. Aku ingin Papa.
Papa. Maafkan aku yang belum bisa membahagiakan Papa.
Belum bisa membuat Papa tersenyum, yang ada hanya merepotkan dan menyusahkan Papa. Belum bisa membuat Papa mencium pipiku bangga, yang ada hanya aku yang selalu membuat masalah.
Tapi yakinlah, Pa. Di dalam daging di tubuhku ini, ada dagingmu. Di dalam darah yang mengalir di tubuhku ini, ada darahmu.
Sebagian keberanian Papa, menempel di tubuhku. Sebagian ketangguhan Papa, mengalir deras di darahku.
Suatu hari nanti, aku janji. Aku akan memberikan Papa sebuah kebanggaan meski tak dapat membandingi perasaanku yang bangga memiliki Papa yang hebat sepertimu.
Suatu hari nanti, aku akan sukses. Aku akan menjadi seseorang. Untuk Papa dan Mama, sekarang aku berjuang.
Karena aku tahu. Perjuanganku tidak berarti apa-apa dibandingkan perjuangan Papa dan Mama membesarkanku selama belasan tahun dan sampai nanti. Pengorbananku tidak berarti apa-apa dibandingkan pengorbanan Mama dan Papa untuk merawatku dari kecil hingga sekarang dan hingga nanti.
Aku menyayangi kalian. Papa, Mama. :)
0 comments