Pagi tadi Rara
terbangun, dan untuk kesekian kalinya bayangan itu selalu muncul tiap matanya
baru mulai terbuka. Bayangan sosok yang sama setiap hari, yang selalu
membuatnya penasaran bagaimana kabarnya hari ini, kemarin, besoknya dan besoknya
lagi. Tapi kali ini ada yang sedikit berbeda, Rara memang tidak tahu bagaimana kabar sosok itu hari ini, tapi kemarin ia tahu dan ia rekam dengan jelas dalam
ingatan. Rindu itu sudah terlalu begitu pekat rasanya. Namun berkali-kali rindu
menyerang, sering kali tak ada hal lebih yang bisa ia lakukan. Tidak lebih dari
sekedar mengirimkan pesan tanpa balas.
Sekalipun tanpa
balas, ia selalu yakin bahwa sosok itu pasti membaca dan berpikir. Lalu
membalasnya dalam diam, membalasnya dalam hati milik sosok itu yang Rara sudah
tahu isinya. Ia tahu betul isi hati itu, siapa yang ada di dalamnya, apa yang
sangat sosok itu ingin bilang namun selalu tertahan. Bahkan tak jarang ia
mengira-ngira, mungkinkah ia lebih mengenal sosok itu daripada sosok itu
mengenal dirinya sendiri. Rara tahu dirinya telah sangat percaya, walau
terkadang tidak begitu yakin, tapi bahkan dirinya sendiri pun tidak sanggup
menghentikan. Ia percaya bahwa hatinya selalu benar. Sama dengan bagaimana ia
percaya bahwa isi hati milik sesosok bayangan itu tidak pernah dengan sengaja
membuat Rara kecewa.
Rara masih dalam
posisi saat dirinya pertama kali terbangun, matanya masih jauh menerawang
keatas langit-langit kamar. Ada kalimat yang sangat ingin ia tulis tentang
sosok itu untuk melegakan hatinya pagi ini. Ia mencari-cari kata diantara rumit
isi pikirannya. Ia tahu bahwa ia akan mengirim pesan tanpa balas lagi untuk
kesekian kalinya pagi ini. Tujuh menit kemudian, pesan itu terkirim. Seketika
senyum itu sangat jelas tak tertahankan tersungging di bibir Rara. Senyum
pertamanya pagi ini.
“I’m so sorry, but I have to say………….aku jatuh cinta lagi. Sorry…………….”
***
Perkiraannya tepat, pesan itu
memang tak terbalas. Terlepas dari si penerima pesan yang Rara tahu memang
sedang tidak memiliki pulsa sms, Rara tahu pesan itu tetap tidak akan terbalas
sampai waktunya. Ada sedikit rasa khawatir, Rara tahu hatinya berbisik demikian. Tapi jika sosok itu masih percaya padanya, maka seharusnya tidak akan ada siapapun yang merasa terluka. Semoga.
Lalu bersamaan dengan terkumpulnya nyawa-bangun-tidur Rara, ia tahu bahwa ia harus segera menumpahkan versi lengkap dari pesan yang baru saja ia kirim ke dalam sebuah note kecil, sebelum semua pikiran yg sedari tadi ia susun itu menguap. Serta agar ia punya bahan penjelasan ketika suatu saat sosok itu meminta pertanggung jawaban atas kalimat pesan yang ia kirim. Rara kembali tersenyum mengingat bayangan sosok itu lagi. Oh dunia.
Lalu bersamaan dengan terkumpulnya nyawa-bangun-tidur Rara, ia tahu bahwa ia harus segera menumpahkan versi lengkap dari pesan yang baru saja ia kirim ke dalam sebuah note kecil, sebelum semua pikiran yg sedari tadi ia susun itu menguap. Serta agar ia punya bahan penjelasan ketika suatu saat sosok itu meminta pertanggung jawaban atas kalimat pesan yang ia kirim. Rara kembali tersenyum mengingat bayangan sosok itu lagi. Oh dunia.
Teruntuk kamu.
Ya, aku jatuh cinta lagi. Aku jatuh cinta lagi pada orang yang sama saat kemarin kita bertemu. Kita memang tidak saling bicara, tapi kita tahu setiap kali mata kita bertemu, selalu ada yang tak biasa serta hasrat kuat yang mendorong satu sama lain untuk tersenyum malu tanpa alasan yang jelas.Seperti kembali ke beberapa tahun lalu saat kamu baru saja mengungkapkan isi hati. Aku kembali berbunga-bunga. Tanpa kamu perlu berbicara banyak, aku selalu tahu arti senyum itu. Walau kamu masih terkesan menjaga jarak diantara kita, tapi lagi-lagi….hati satu sama lain diantara kita tahu bahwa aku dan kamu saling memperhatikan dan penuh harap. Kamu tahu? Kemarin aku ingin sekali bilang bahwa aku menyukai saat kamu memakai kemeja batik hitam-merah itu. Entah kenapa aku suka dan kamu memang memiliki selera yang baik dalam berpakaian dari dulu, aku memang tahu.
Aku melihat wajah kamu berbeda dari terakhir kali bertemu, wajah kamu jauh….lebih menawan dan bersih. Ketika menyadari hal itu, aku bingung antara senang atau sedih. Tentu aku senang saat lelaki ku berwajah menawan, tapi aku tidak rela jikalau ada wanita lain yang berpikiran sama denganku saat melihatmu. Ya, rasa untuk memiliki itu masih sangat kuat. Termasuk rasa untuk tak ingin sekalipun kehilangan. Saat memlihatmu pula, aku jatuh cinta lagi dengan caramu berjalan, caramu menatap, tersenyum malu dan tertawa, jahil, caramu bilang tanpa kata bahwa kamu juga merindukanku. Mungkin aku memang benar gila, yang mencintai tiap hal kecil darimu. Aku terlampau sangat memperhatikan detil tentangmu. Sadarkah kamu? Aku memperhatikan mu selalu, dalam arti yang sungguh sebenarnya. Dan tiap detik seiring perhatianku, aku selalu jatuh cinta lagi. Padamu.
Andai aku tahu, apa yang kamu pikirkan tentangku kemarin.
Dari yang bertanggung jawab,
Wanita mu.
***
0 comments