a missing part.
Kali ini aku tidak akan mengatakan bahwa waktu ternyata berjalan sangat cepat. Karna sudah terlalu banyak kalimat itu memenuhi pikiranku akhir-akhir ini. Dan tanpa perlu aku mengungkapkannya, semua orang tampaknya memang menyadari bahwa begitulah waktu berlari.
Ketika berhenti sejenak dan mencoba mendalami lebih dalam apa saja yang telah terlewati dan tampak berubah, membuatku berpikir bahwa kami--aku dan saudara-saudara kandungku--telah tumbuh dan berkembang jauh dari yang pernah aku perkirakan. Dan aku tau, kami akan terus tumbuh......serta perlahan kehilangan.
Kakak tertua yang tengah menanti pengumuman S2 di timur tengah. Abang yang sedang mempersiapkan langkah ke pelaminan. Kakak perempuanku yang sebentar lagi lulus kuliah, bekerja, lalu mungkin menyusul langkah abang. Adik kembar yang telah menyelesaikan salah satu tujuan iidup mereka dan menjadi hafidz kurang lebih 2 bulan lalu, dan sedang meniti diri menuju persiapan kuliah serta mimpi meraih jerman suatu saat. Adik bungsuku yang setia menanti UN SMP dan telah direkomendasikan pihak sekolahnya untuk menjadi siswa salah satu SMA favorit. Dan aku, yang saat ini masih tercatat sebagai mahasiswi kedokteran gigi salah satu PTN di Indonesia, yang tengah merubah susunan rencana.
Dari tiap perubahan yang aku gambarkan tentang sosok-sosok istimewaku barusan, ada pihak yang tidak terlalu jauh berubah. Hanya usianya saja yang kian membesar. Ialah yang telah melahirkan sosok-sosok diatas. Akar dari semua kesuskesan yang insya Allah kelak kami raih. Ibu, serta ayah.
Kadang jika ingin melihat ke belakang, semakin tumbuh dnn banyaknya perubahan yang terjadi, maka semakin banyak pula kesempatan bagi kita untuk kehilangan. Kita semakin besar dan mulai memiliki persoalan masing-masing. Naluri kita untuk "bermain" di luar semakin kuat. Dan orang tua kita akan perlahan merasa kehilangan semua sosok tercintanya, sang anak. Ketika kuliah misalnya, beberapa dari kita akan memilih merantau, mungkin. Atau yang sedang bekerja dan ditempatkan jauh dari tempat tinggal. Serta contoh-contoh lain yang menjelaskan bahwa perlahan kita telah kehilangan momen-momen yang dulunya penuh kebersamaan. Kita baru akan menyadarinya hanya ketika kita mencoba melihat ke belakang. Aku tidak bermaksud mengajak kamu terlalu menengok ke belakang, tapi sesekali sepertinya bukanlah kesalahan jika kamu tengok ke dalam diri, memahami apa saja yang telah berubah dan bagian mana yang tampaknya perlu diperbaiki.
Orang tua kita perlahan akan merasa kehilangan, atau justru kita yang terlamabat menyadari bahwa tampaknya kita yang akan kehilangan mereka terlebih dulu?
Meraih mimpi itu memang baik, apalagi untuk membahagiakan ayah dan ibu. Tapi melakukannya tanpa memperhatikan dua sosok yang paling berjasa dalam hidup? Aku pikir itu jauh dari kata baik.
Ini memang hidup, yang di dalamnya terdapat fase pasti dimana aku dan kamu akan bertemu lalu kehilangan. Namun tetap ada pilihan didalamnya yang masih menuntut tentang bagaimana kita bersikap. Kelak pada fase kehilangan itu, ada dua pilihan antara penyesalan ataukah pengikhlasan.
Semua pasti tahu pilihan mana yang akan membuat kehidupan kamu bisa berjalan dengan tenang setelah melalui fase pasti diatas.
Ada banyak hal yang aku dan kamu tahu pasti akan terjadi dalam hidup. Tapi terkadang, tidak banyak yang tahu pilihan apa saja yang bisa kita ambil.
Teruntuk sosok-sosok istimewaku, semoga kebahagiaan dan keberhasilan senantiasa menyertai. Aku mencintai kalian.
0 comments