Bu, Ayah, hold on.

by - Kamis, Januari 15, 2015

Pls let me tell u something...
Malam ini mungkin saya akan tertidur dgn mata sembab. Sebenarnya sepanjang hari ini semuanya baik2 saja, tepatnya setelah saya sejenak melupakan mimpi kemarin malam. Hingga sekitar setengah jam lalu, tiba2 kakak saya spontan bercerita "semalem aku mimpi ayah meninggal".
Deg. Saya membeku di tempat.
Karna semalam, ternyata kami memimpikan hal yg sama. Tadinya, ketika semalam saya terbangun krn mimpi tsb, saya memang takut. Namun lekas solat saja dan mengambil kesimpulan bahwa itu hanya bunga tidur, terlebih, itu adalah kali ke empat saya memimpikan 'tema' yg sama sejak SD.
Namun yg berbeda kali ini adalah selain mimpi itu terlihat lebih detail dgn menggambarkan keadaan seperti yg sedang saya alami (dalam mimpi tsb ayah saya hanya berumur 50thn yg artinya thn ini adlh thn terakhirnya&dlm mimpi itu pula kondisinya saya sdg berada jauh darinya; saya sdg di pare hingga 10 hari ke dpn), ternyata saya dan kakak memimpikan hal yg sama di waktu yg sama. Ini pertama kalinya bagi saya dan kakak.
Memang dasarnya saya yg tkg overthinking, akhirnya saya memutuskan menelfon ibu. Saya ceritakan segalanya.
Saya pikir respon ibu hanya akan sekedar bilang bahwa mungkin itu tanda ayah pjg umur dan meminta saya mendoakan beliau. Awalnya memang demikian, namun setelah saya bercerita lebih detail, ibu memberikan tanggapan lain..
"mungkin itu isyaratnya Allah nak, supaya kamu bisa lebih perhatian sama ayah jgn cuma telfon pas uang habis aja (Terdengar lucu memang, namun saat ibu mengatakan ini saya sudah menangis sesenggukan). Kamu kan jarang bilang kalo kamu kangen dan sayang sama ayahmu, kamu jarang kasih perhatian. Mungkin ini isyaratnya Allah lewat mimpi itu. Kita semua memang kenyataannya gak ada yg tau sampai dimana umur masing2, jangan sampe kamu nyesel pas waktunya udah tiba. Kasih perhatian sama ayahmu selagi kamu mampu. Kalo bukan sekarang, jangan salahkan keadaan kalo nanti kamu bener nyesel. Ibu liat ayah juga lbh sering kecapekan akhir2 ini.. tanya aja sekedar 'ayah apa kabar' 'ayah jangan sering kecapekan ya' 'ayah jaga kesehatan ya' 'aku kangen ayah'. Kamu dan kakak itu anak perempuannya ayah sm ibu, nanti kamu nikah&akan ninggalin ibu sm ayah, ayo jangan pelit lagi perhatiannya."
saya cuma dengerin sambil air mata gak bisa saya tahan lagi.
Mimpi semalam kembali teringat ketika rasanya saya begitu sedih dan sesak, siapa yg akan menikahkan saya kalau bukan ayah, siapa yg akan memilihkan calon hidup utk saya kelak kalau bukan melalui ayah, lalu saya iri setengah miris melihat anak prmpuan lain yg msh dijaga sekali oleh ayahnya. Itu semua memang mimpi, tp perasaan itu seakan nyata.
Saya dgn ayah memang tidak sedekat saya dgn ibu.. bahkan ungkapan rasa sayang mungkin hanya saya ungkapkan saat hari raya besar&ulgthn ayah sendiri. Saya memang sadar saya membagi perhatian yg agak beda thdp ayah&ibu tp saya tau saya tidak pernah ingin mereka menghilang dari kehidupan saya.
Setelah senggukan2 kecil mendengar semua yg ibu ucap, tidak ada keinginan lain selain niat untuk menelfon ayah saat itu juga. Bagi saya yg tidak terlalu sering berbagi cerita dgn ayah layaknya thdp ibu, sbg anak, saya hrs mengubur semua gengsi. Lalu mulailah saya menelfon beliau, saya hrs lbh dari lima kali men-dial nmrnya krn terus menerus tdk dpt dihubungi. Akhirnya suara ayah terdengar dari ujung sana, ayah yg memulai pembicaraan menanyakan apakah kebutuhanku sudah terpenuhi semuanya disini lalu saya menjawab seadanya, masih menahan tangis, lalu diam sejenak dan seketika pecah ketika mulai bertanya 'ayah apa kabar?' bahkan kata2 itu tak terdengar jelas dan hrs saya ulang berkali2. Saya tau ayah agak bingung karna tidak biasanya saya seperti ini. Namun saya terus meneruskan 'ayah jgn kecapekan ya kata ibu ayah sering kecapekan', masih dengan sesenggukan. 'Ayah jaga kesehatan ya'. Lalu ayah mulai terbata menanggapi. Mungkin kaget dan bingung.
Dan saya mendapati diri malu, sedih, dan miris krn merasa ini seakan pertama kalinya saya melakukan ini pada ayah setelah setengah abad ia hidup. Lalu saya ceritakan tentang mimpi semalam dan ayah mulai mengerti, ia menenangkan kemudian memberikan pesan nasihat agar saya selalu rajin ibadah, jadilah anak perempauan baik yang ia dan ibu banggakan.. jika saat ini ayah ada di hadapan saya, mungkin tangis saya akan lama sekali berhentinya.
Itu semua bahkan baru sekedarwu mimpi.
Ayah saya memang bukan tipe yg juga mudah menyampaikan isi hati, maka saya sering merasa bahwa apa yg saya lalukan selama ini tidak ada salahnya.
Namun ibu benar mengingatkan bahwa saya tdk bisa selamanya diam dan tdk berubah jika tdk ingin ada sesal. Karna sekalipun setelah ini segalanya akan masih baik2 saja, kita tetap tidak akan pernah tau sampai dimana cerita kita berakhir.
I didnt find any wrongs when I asked him how was his life, reminded him to take a good care of himself, even when I said I love him. I miss him. I dont wanna lose him.
It hurts yet you have to face the fact that when u r getting bigger, ur parents r getting older too.
Threat them like what they have done for u. Give them all of love in the world. U never really know what's gonna happen next.

Bu, Ayah, hold on. I'll show you what you wanna see.

You May Also Like

0 comments