A gift from a Cat.
Hingga secara tiba-tiba saya terpaku dan merenung. Bagi saya, saat ia ‘menaklukan’ mainan yang saya berikan padanya, ialah sebuah lelucon dan jauh dari kata penting. Hal tersebut hanyalah sebutir masalah yang bahkan berada di bawah level sepele. Tapi bagi dirinya, it does matter. Hal itu bisa saja merupakan sesuatu yang penting dan tanpa kita tahu mempengaruhinya. Kita memang tidak pernah tau, bahwa hal-hal yang mungkin saja kita anggap mudah, ternyata adalah sesuatu yang besar bagi dirinya. Dari sini saya mencoba berpikir, kenapa kita tidak mencoba berpikir sebaliknya?
Dalam menghadapi suatu masalah, seringkali kita merasa terpuruk dan menganggap bahwa masalah yang sedang dihadapi merupakan hambatan terbesar yang pernah ada. Tidak jarang pula terdapat mereka yang dijuluki drama queen karena terus menganggap masalahnya adalah yang terberat. Padahal, bisa saja masalah yang katanya paling berat itu hanya dianggap sepele atau bahkan dijadikan lelucon dan ditertawai oleh orang-orang yang tidak kita tahu, namun mereka mengetahuinya—karena mereka telah/sedang melewati fase yang lebih berat lagi, (that’s how life works isn’t it?—selalu penuh cobaan).
For an example, jika masalah yang kamu hadapai saat ini adalah menangis dan terpuruk perihal tidak diterimanya di perguruan tinggi negeri manapun, maka diluar sana ada seorang anak yang rela mengubur mimpi di bangku perkuliahan karena ia hanyalah satu-satunya tulang punggung keluarga dan hanya mengenyam pendidikan hingga SMP, namun masih bagaimana cara bahagia. Begitupun polanya pada masalah-masalah kita yang lain. Akan selalu ada pihak-pihak yang mengalami hal yang lebih berat dari setiap masalah yang kita hadapi.
Maka dengan tidak berpikir bahwa setiap masalah yang kita hadapi sebagai yang terburuk, adalah suatu kebiasaan yang harus kita bangun. Selain meningkatkan kemungkinan dalam memudahkan pikiran kita untuk menghadapi masalah yang ada, kita juga akan terlatih untuk tidak perlu terlalu banyak mengumbar keluhan dan memanjakan diri dalam ketidakberdayaan semu. In short, kita akan membiasakan diri mengenai pikiran dan anggapan positif. Sesuatu yang bisa dibilang cukup langka di era ini.
Dan dengan apapun masalah yang sedang kita hadapi sekarang, be tough.
This article was actually written in Oct, 2016.
And I accidentally just found it in the middle of my million documents, so ya.
Hope you enjoy.
XOXO, FARHA.
0 comments